Jumat, 07 September 2018

Kenangan

Hai kenangan, apa kabar?
Walau kau tak bertanya, aku mau memberi tau bahwa aku baik disini.
Tanpa sengaja bayangmu terlintas dibenak ku.

Malam ini, aku memutar kenangan lama bersama mu. Bukan karna aku masih berharap tentang mu. Tapi, aku merindu pada masa itu.

Aku rindu sma ku, udara yang ku hirup disana, gemercik suara hujan, aroma selepas hujan, teriknnya mentari, upacara bendera, kantin, hingga rindangnnya pohon di depan kelas ku. Apa kau mengingatnnya?

Hai kenangan.
Malam ini aku mengenangmu, hingga terucap kata terimakasih.
Terimakasih karna kau pernah singgah, terimakasi pernah datang ke masa ku saat itu. Kau memberi kenangan manis untuk masa ku. Kau memberi hal yang dapat ku kenang hingga hari ini dan seterusnnya.

Kenangan, kini kita jauh.
Aku bahagia kini, aku mencintainya. Pria yang kini menghabiskan waktunnya bersama ku. Bagaimana dengan mu?

Tenang! Meski aku mencintainnya, aku akan tetap menyimpan mu dalam memory ku sebagai kenangan manis di masa SMA ku. Terimakasi, kenanganku.

Ruang Penyesalan

Semua orang ada masannya, setiap masa ada pelakunnya. Dulu, 5 tahun lalu. Saat membaca tulisan ini, aku ga ngerti artinnya apa. Namun sekarang aku mengerti.

Waktu terus berputar, bunyi dari detik jam seirama dengan detak jantung ini. Detik yang udah aku lewatin ga akan pernah kembali.

Walaupun kadang aku sering bermain dengan angganku, andaikan. Andaikan waktu bisa diputar kembali, andaikan aku bisa kembali ke masa itu.

Banyak hal yang mau ku rubah, banyak kesalahan yang mau kuperbaiki, banyak kebahagiaan yang ingin ku ulang. Bolehkah?

Bolehkah aku mengulangi masa terindah di hidupku? Disaat semua hal yang sederhana terasa begitu mengagumkan. Disaat kebersamaan menjadi kunci kebahagiaanku.

Bolehkah aku berharap adannya keajaiban? Bolehkah aku meminta mesin waktu yang dapat mengembalikan ku ke masa itu? Bolehkah?